Malam ini aku kedatangan tamu jauh. Tidak tanggung-tanggung, dari Ambon. Adalah Imam Munandar, sang tamu yang sudah bersusah-payah, dalam guyuran hujan Jakarta, mendatangiku untuk mengucapkan belasungkawa. Sejujurnya, aku sangat menghargai letih payah tamuku ini. Ketika mendengar berita berpulangnya suamiku, Imam sangat ingin terbang ke Jakarta, menghadiri pemakaman, memberi penghormatan terakhir. Tapi apa daya, segala keterbatasan menghalangi langkahnya.
Dan kini, alhamdulillah Allah mendengar jeritan hatinya. Bos di kantor menugaskannya pergi berdinas ke Jakarta, dan kesempatan itu digunakannya untuk menemuiku di Kemanggisan. Kini, pria di hadapanku ini berbicara seperti diburu waktu, cepat, tergesa-gesa, seakan ingin meluapkan segala yang berkecamuk dalam dada. Segala yang sudah terpendam selama bertahun-tahun, mungkin. Ingin mengucapkan terima kasih, kepada ayah angkat yang merangkap dosen, dan juga guru kehidupan, Pak Ridha.
Tsunami 2004 yang sangat dahsyat dan menyisakan beribu duka, ternyata membawa hikmah. Adalah seorang Imam, yang kehilangan Ibu, adik, kakak, abang ipar dan dua orang kemenakan, yang tiba-tiba harus hidup sebatang kara. Di suatu Idul Fitri, Imam duduk seorang diri di Laboratorium Material, Teknik Mesin. Adalah Pak Ridha, yang hatinya lembut bagai salju, tidak tahan dan merasa sangat kasihan kepada mahasiswanya, Imam. Beliau menawarkan Imam untuk tinggal dan membantu-bantu di Lab. Fasilitas komputer disediakan, dan boleh digunakan untuk belajar. Membuat website, belajar Bahasa Inggris dilakoni Imam sedikit demi sedikit. Membuat progress report mingguan, bekerja sama dengan anggota-anggota di lab membuat Imam belajar banyak hal.
Selanjutnya Pak Ridha juga memintanya untuk mengelola sebuah yayasan, memberi beasiswa bagi anak-anak korban tsunami, dan membuat taman bacaan. Semua dilakoni Imam dengan serius dan tulus. Seiring berjalannya waktu, Imam juga bekerja di Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC). Awalnya hanya bantu-bantu sebagai volunteer, namun kemudian mulai meniti karir di sana. Banyak pelajaran yang Imam dapatkan selama membantu Pak Ridha.
Yang pertama, bisa melupakan sedih dan pilunya ditinggal keluarga tercinta. Yang kedua, bisa me-manage waktu dengan profesional, belajar bekerja sama dengan orang lain, dan mengerjakan project dengan baik. Ada wejangan Pak Ridha yang selalu diingat oleh Imam,”Bekerja untuk mencari uang itu biasa, tapi bekerja untuk menolong orang lain itu luar biasa.” Pria berkulit sawo matang yang menikah di usia muda itu juga sering dinasehati oleh Pak Ridha,”Jangan mau berada di zona nyaman, masak mau di Aceh terus. Ayo cari tantangan, pergi ke luar Aceh. Cari pengalaman, tambah wawasan.” Nasehat yang diikuti dan coba dijalankan oleh Imam.
Itulah sekelumit kisah yang disampaikan Imam kepadaku. Masih banyak lagi yang lain, namun intinya Imam ingin mengatakan,”Saya jadi seperti ini adalah berkat jasa Pak Ridha, ayah angkat saya.” Kukatakan,”Ya, alhamdulillah Imam menemukan orang yang tepat di saat yang tepat. Semuanya Allah yang punya kehendak. Allah yang mempertemukan Pak Ridha dengan Imam. Semoga kebaikan Pak Ridha menjadi amal jariyah yang tidak putus-putus pahalanya, yang bisa membahagiakan Pak Ridha di alam sana. Aamiin.
Lagi-lagi, aku teringat akan bunga sakura, bunga kebanggaan rakyat Jepang. Bagi orang Jepang, sakura bukan hanya sekedar bunga. Tapi melambangkan kehidupan dan kematian. Kehidupan yang sementara atau kefanaan. Sakura mekar sempurna hanya dua minggu saja, setelah itu dia akan layu berguguran ditiupangin, mati lalu hilang. Hal ini melambangkan kehidupan manusia yang begitu singkat. Lahir, hidup lalu mati.
Namun, di dalam hidup sakura yang singkat itu, dia membawa keindahan, wangi dan semerbak hidup bagi yang menikmatinya. Hidup yang singkat tapi memberi kebahagiaan dan makna bagi banyak orang. Hidup yang begitu singkat tapi berarti. Hal ini mengilhamiku untuk membuat yang terbaik. Sekali hidup tapi berguna, sebelum mati kelak dan hilang bersama waktu.
Sangat inspirator sebagai pendorong semangat untuk menolong sesama
Iya ka Sofie, beliau “inspiring people” buat kita