Sejak awal didirikan, Malang sebenarnya telah diplot sebagai sebuah kota peristirahatan yang nyaman pada masa Hindia Belanda. Namun rupanya karena pertumbuhan perkebunan dan pertanian yang ada di wilayah sekitarnya, kota Malang semakin tumbuh cepat pada sekitar dekade 1910 dan 1920-an. Kota yang pada mulanya direncanakan sebagai peristirahatan ternyata berubah semakin besar dan padat penduduk.
Pada saat itu, kota peristirahatan yang sebelumnya di Malang mulai bergeser ke arah barat tepatnya di kota Batu saat ini. Udaranya yang cukup dingin serta bentang alamnya yang unik dan dikepung oleh gunung-gunung membuat Batu mendapat julukan sebagai De kleine Switzerland atau “Swiss kecil”.
Saat ini, Batu, memiliki berbagai spot wisata modern terkenal seperti, Jawa Timur Park (Jatim Park I dan II), Eco Green Park, Museum Transportasi dan Batu Night Spectakular yang akan penuh sesak di akhir pekan. Namun, bagi mereka yang menyukai suasana yang tenang, ada alternatif spot wisata legendaris seperti Pemandian Air Hangat Songgoriti, air Terjun Coban Rondo, dan Taman Rekreasi Selecta.
Taman rekreasi Selecta terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiajii, dibangun oleh warga Belanda bernama Ruyter de Wildt pada tahun 1928. Berjarak 4 km sebelah Utara dari pusat pemerintahan Kota Wisata Batu, atau berjarak 25 km dari pusat Kota Malang.
Pada awal didirikan, tempat ini sesungguhnya merupakan hotel yang dilengkapi oleh kolam renang dan taman. Awalnya nama yang digunakan adalah Selectie yang memiliki arti pilihan. Lambat laun, nama Selectie ini kemudian berubah menjadi Selecta seperti yang kita kenal saat ini.
Bangunan di Selecta ini sempat berpindah kepemilikan selama beberapa kali. Pada masa pendudukan Jepang, hotel Selecta sempat dikelola oleh warga negara Jepang bernama Hashiguchi.
Pada jaman Jepang tahun 1942, Presiden RI pertama, Bung Karno pernah menginap di Villa de Brandarice, –sekarang bernama Bima Shakti– selama 15 hari. Begitupun Wakil Presiden RI pertama, Bung Hatta pernah bermalam di Villa Bima Shakti pada 1947 menjelang konferensi KNIP.
Pada tahun 1949, tempat ini sempat dihancurkan pada masa revolusi fisik karena dianggap sebagai milik Belanda.
Namun sesudah era Revolusi berlalu, pada tahun 1950, sejumlah tokoh masyarakat berinisiatif untuk membangun kembali Selecta yang saat itu mengalami kerusakan. Ke-47 tokoh masyarakat tersebut di kemudian hari dikenal sebagai pendiri Selecta.
Pada kurun 1952-1955, Bung Karno dan Bung Hatta sering beristirahat di Selecta. Beberapa keputusan penting kenegaraan pun diputuskan di sana.
Bung Karno tak lupa menuliskan komentar singkatnya tentang keindahan Selecta:
” Kenang-kenangannya kepada Selecta tetap hidup dalam ingatan saya. Bukan saja karena tamsya yang indah, tapi juga karena di Selecta ini beberapa keputusan penting mengenai perjuangan negara telah saya ambil.”
Kutipan di atas bisa dilihat di Hotel Selecta yang ditulis dan ditandatangani oleh Bung Karno sendiri pada tanggal 1Maret 1955.
Selecta menjadi wahana rekreasi
Taman Rekreasi Selecta terdiri dari beberapa bagian. Hotel dan gedung pertemuan, pasar bunga dan buah, pemandian dan restoran yang juga dilengkapi dengan fasilitas permainan serta outbond. Sebagai salah satu lokasi wisata tertua di Kota Batu, Selecta tidak banyak mengalami perubahan. Arsitektur kuno peninggalan jaman Belanda tetap dipertahankan dan berhasil menjadikan Selecta sebagai lokasi wisata yang paling banyak dikunjungi oleh turis mancanegara, tak hanya Belanda, namun juga Singapura, Malaysia, Korea dan Jepang.
Tiket masuk ke dalam taman rekreasi ini tidak terlalu mahal yaitu Rp 20.000 per orang. Dengan harga tersebut pengunjung bisa langsung menikmati fasilitas kolam renang, taman air Kamandanu, dan water boom. Namun, fasilitas permainan lain berbayar. Untuk menikmati flying fox, misalnya, pengunjung dikenai Rp 20 ribu per orang. Menunggang kuda untuk anak-anak berusia lima tahun ke atas Rp 10 ribu, Sky bike Rp 15.000 per orang dan bebek air Rp 15.000 per orang.
Memasuki area taman pengunjung dapat menikmati kolam ikan dan akuarium raksasa yang dipenuhi berbagai macam ikan air tawar dan ada sebuah gua unik bernama Gua Saga. Pepohonan dan bunga menghias di sekelilingnya, tangga-tangga batu yang menghubungkan beberapa jalan berpusat di sana. Air mancur semakin menyempurnakan keindahan bagian depan taman wisata ini. Lembah luas di kawasan taman dipenuhi dengan bunga bermekaran. Dari atas, pemandangan terlihat seperti karpet warna-warni.
Taman bunga Selecta didominasi bunga kana, hortensia (hydrangea), krisan dan banyak lagi. Semua bunga tertata rapi dalam satu area seluas hampir satu hektare. Sepintas dilihat, taman bunga Selecta mirip taman bunga Keukenhof di selatan Belanda. Bedanya, Keukenhof dikenal sebagai taman bunga tulip, yang jadi maskot negeri Kincir Angin tersebut. Juga terdapat beberapa gazebo di sekeliling taman yang bisa digunakan sebagai tempat piknik atau tempat istirahat. Sedangkan pohon-pohon cemara dan pinus seakan menjadi pagar di ujung taman.
Kawasan kolam renang berada di sebelah kanan dari lembah bunga. Tidak hanya berenang, Anda juga bisa menikmati wahana air seperti perahu bebek. Airnya dingin namun sangat menyegarkan. Kolamnya yang bersih dan jernih berasal dari pegunungan dan wahananya yang warna-warni menarik banyak anak-anak. Kolam renang yang ada di sini penuh dengan aneka variasi (kedalaman maupun variasi papan loncat dan luncur) membuat para pengunjung tidak akan bosan berada di air. Juga tersedia pemandian air panas.
Ada sepenggal kisah History yg memunculkan Tokoh Proklamator …
Ada keindahan alam…
Ada dialog …
Ada kenangan hidup …
Makasih brow Tommy. Ya, itu karena saking terpukaunya saya dengan Batu, brow. Impresi yang kuat melahirkan tulisan. Jadi ngerti kenapa para penulis sering mencari inspirasi ke tempat-tempat yang indah. Ayo brow Tommy nulis juga, bakatnya dan ketrampilannya kan sudah ada. Cuma perlu pancingan aja hehe