Berbulan-bulan sudah aku tidak melakukan perjalanan. Kali ini, Tuhan menghadirkanku ke Karang Ploso dan Batu, Jawa Timur. Dipenuhi sayur-sayuran, di lembah dan bukit, aku merasa melihat sepetak syurga. Dadaku dipenuhi perasaan bahagia yang membuncah. Bersama Ustadz Faisal, Bang Mahdi, Pak Haji Slamet dan Mas Agus; sang driver, tujuan utama kami adalah kediaman Pak Haji Slamet, di Dusun Mberu, Desa Bumiaji, Batu.
Tampak sebuah masjid cokelat berarsitektur Jawa, yaitu Masjid Pandan Rejo. Di sebelahnya ada gapura bertuliskan “Desa Bumiaji”. Hatiku was-was melihat tanda ‘perboden’ di muka lorong.
“Mas Agus, monggo masuk ke jalan ‘perboden’ itu ya Mas,” pinta Pak Haji Slamet.
Mas Agus agak ragu.
“Masuk ke sini tho Pak Haji?” tanya Mas Agus.
“Njih, ini jalan masuk Desa Mberu,” jawab Pak Haji.
Mobil pun berbelok ke kanan, memasuki Desa Mberu.
Mataku kembali disegarkan oleh aneka krisan warna-warni, putih, kuning, ungu. Rasanya gemas melihatnya. Ada juga kebun mawar merah dan putih yang mengingatkanku pada sosok Antony, di serial Candy-Candy, film kartun Jepang zaman aku kecil dulu. Petak-petak tanah subur ini dipenuhi pula dengan sayur-sayuran; selada, seledri, bunga kol. Rasa kagum menyelimuti batinku. Allah telah melimpahkan rahmat-Nya di Desa Bumiaji. Dikaruniakannya tanah hitam yang subur dan gembur. Teringat sebuah ayat dalam Surah Ar-Rahman: “Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang engkau dustakan?”
Selang beberapa puluh meter kedepan, secara tak sengaja aku menoleh ke arah kiri. Tampaklah Gunung Panderman yang menjulang tinggi. Di lembahnya, berserakan rumah-rumah, villa, dan hotel, dengan genteng coklatnya. Sungguh indah. Hatiku takjub sehingga tak henti-henti memuji-Nya.
“Itu Kota Batu,” kata Ustadz Faisal, sambil memandang ke kiri juga.
“Oooh,” seruku, ”Kota wisata ya Bang? Subhanallah, bagus banget.”
“Iya,” jawab Ustadz Faisal.
“Di sini suasananya dingin ya,” imbuh Bang Mahdi.
“Oh ini sudah panas, nggak sedingin dulu lagi,” jelas Pak Haji Slamet.
Hatiku melonjak-lonjak gembira. Ingin kukabarkan pada dunia betapa indahnya Kota Batu. Teringat berpuluh tahun silam ketika mengikuti studi tour ke Malang, Jember, Bali. Bersama rombongan Fakultas Pertanian Universitas Jambi kami juga melewati Batu, tepatnya ke Selecta. Indahnya bebungaan membuat aku dan teman-teman berdecak kagum. Kini, ke Batu aku kembali. Speechless, air mataku menetes. Ini semua takdir-Mu Ya Allah. Hamba tak mengerti rahasia apa yang ada di balik ini semua. Izinkan hamba, untuk menerima semua kuasa dan kehendak-Mu, apa pun itu. Aamiin Ya Rabb.