Kota Batu telah dikenal sebagai salah satu ikon pariwisata Jawa Timur. Berkunjung ke kota berjuluk De Klein Switzerland ini, tak lengkap apabila tidak bersantai atau sekedar menginjakkan kaki ke salah satu primadona wisata Kota Batu, yaitu Alun Alun Batu.
Alun Alun Batu adalah salah satu objek wisata yang terletak di pusat Kota Batu. Alun alun Batu berlokasi di bundaran persimpangan antara Jalan Diponegoro dan Jalan Gajah Mada Kota Batu, Jawa Timur.
Alun alun Batu telah mengalami beberapa kali pemugaran, mulai dari era 1970-an, 1980-an, 2000-an, hingga pemugaran terakhir diresmikan pada tahun 2011.
Pada tahun 1970-an ditandai dengan awal masa keemasan apel di Kota Batu, yaitu petani yang semula menanam kopi mulai beralih menjadi petani apel. Pusat Kota Batu terletak di alun alun, dengan Pasar Batu di depannya (sekarang menjadi Batu Plaza, sedangkan Pasar Batu dipindahkan ke Jalan Dewi Sartika). Alun alun Batu pada tahun 1970-an terbilang sederhana dengan tugu di tengah hamparan bunga dan tanaman.
Kota Batu semakin dikenal komoditas apelnya pada pertengahan 1970-an, hingga pada tahun 1980-an Kota Batu semakin dikenal sebagai salah satu sentra produsen apel. Pada era 1980-an alun alun Batu dipugar menjadi taman dengan monumen buah apel di tengah alun alun, yang mencerminkan ciri khas Kota Batu.
Memasuki tahun 2000-an, Kota Batu mengembangkan diri menjadi sebuah kota yang mandiri setelah sebelumnya menjadi salah satu kecamatan bagian dari Kabupaten Malang. Alun alun Batu dipugar kembali menjadi taman bunga dengan air mancur tepat di tengah alun alun.
Pada tahun 2010 alun alun Batu dipugar dan dibuka kembali pada 7 Mei 2011 dengan konsep desain taman wisata kota. Alun alun Batu sengaja di desain sedemikian rupa sebagai sarana rekreasi, edukasi, dan olahraga bagi masyarakat Kota Batu dan para wisatawan.
Pada Juni 2016, aku berkunjung ke Batu saat menemani suamili menjalani pengobatan. Pertama kali ke Alun-alun bersama Mbak Emmy Waris. Kami ingin membeli aneka kuliner yang banyak tersedia di kawasan Alun-alun Batu. Mbak Emmy mencari ketan dan juga susu sapi, sedangkan aku mencari singkong keju, kesukaan anak-anakku. Panjangnya antrian membuat kami harus sabar menunggu. Tapi hal itu tidak menjadi masalah. Dinikmatin aja, menjadi senjata pamungkas yang mampu menghibur hati supaya tidak kesal.
Aku sempat berdialog dengan ibu penjual singkong keju. Beliau menanyakan asal-usulku. Ketika kujawab beliau sangat terkejut. Sepertinya tak habis pikir mengapa orang Aceh mau jauh-jauh berobat ke Malang. Memangnya di Aceh nggak ada dokter, nggak ada rumah sakit? Mungkin begitu yang ada di pikiran beliau. Tak lupa beliau menasehati diriku,
“Sing sabar ya Nduk. Semua orang dikasih cobaan, cuma cobaannya beda-beda.”
Aku terharu dengan perhatian yang diberikan ibu penjual tersebut. Banyak pembeli yang mengatri tapi beliau sempat-sempatnya untuk menguatkan diriku. Ini yang aku suka dari Batu. Penduduknya ramah-tamah dan mau peduli dengan orang lain.
Panorama alam di Alun-alun Batu juga indah , mulai dari bunga-bunga berwarna-warni nan harum semerbak, pohon yang rindang dengan penataan yang apik, dan ditambah bunyi gemercik air mancur semakin membuat pengunjung ingin berlama-lama menikmati indahnya alam dan dinginnya Kota Batu. Di waktu siang pun panorama alam cukup indah. Menjelang malam, panorama akan semakin indah lagi dengan pancaran sinar lampu berwarna-warni.
Wahana yang terdapat di alun-alun Batu di antaranya adalah ferries wheel atau bianglala. Cukup dengan membayar Rp3.000,00 untuk sekali perjalanan, pengunjung dapat menikmati keindahan panorama sekitar alun alun Batu dari ketinggian.
Terdapat pula children playground, taman air mancur, dan lampion hias di area alun-alun. Selain itu, terdapat fasilitas standar seperti smoking area, ruang informasi yang berbentuk strawberry raksasa, dan toilet dengan bentuk apel. Di tengah alun-alun terdapat air mancur yang sangat iconic yang dikelilingi dengan kursi-kursi sebagai tempat para pengunjung melepas lelah dan menikmati suasana alun alun yang sejuk. Ada patung-patung kelinci di pinggir taman. Hasan anaknya Bang Zen sangat suka dengan kelinci-kelinci ini. Hebatnya, pengunjung tidak dikenakan biaya untuk menikmati semua fasilitas ini.
Panorama yang indah dan suasana yang teduh membuat pengunjung menikmati alun alun Batu. Alun alun Batu cocok sebagai area wisata keluarga yang memanjakan pengunjung dengan berbagai keindahan nan asri di dalamnya.