Kali ini aku naik TR jurusan Keudah-Darussalam. Mau pulang ke Darsa. Naik dari halte Gampong Keuramat, kulihat bis agak penuh. Saat itu memang sudah menjelang sore, jadi penumpang didominasi anak-anak sekolah yang baru bubar sekolahan.
“Yah, nggak dapat tempat duduk deh,” aku membatin. Siapa suruh pulang sore-sore.
Aku berdiri di dekat pintu, lalu sang kenek menyuruhku bergeser ke arah belakang.
“Geser ya Bu…”
Aku menurut, siapa tau di sana ada bangku kosong.
Tapi penuh, full capacity.
“Ya, tolong beri tempat. Hargai orang tua ya!” perintah sang kenek.
Haa? Orang tua? Siapa yang dimaksud dengan orang tua di sini? Aku gitu? Perasaan aku belum tua-tua banget lah.
Seorang gadis berdiri lalu memberi kode ke arahku. Siiklah, alhamdulillah.
Aku duduk di kursi gadis tadi, sementara dia berdiri. Walah.
“Hm, enak juga ya jadi orang tua,” batinku geli. Padahal biasanya berusaha banget supaya awet muda. Pakai minyak zaitun, minyak ikan hiu alias squalene, pokoke segala macam minyaklah (asal jangan minyak goreng).Yang penting wajah bisa kinclong dan glowing.
Tapi sekarang, nuansanya beda. Nggak usah sok-sok muda. Apa adanya ajalah.
“Terima kasih ya buat yang udah ngasih tempat,” sang kenek memberi apresiasi.
“Duh, nih kenek sopan banget sih, akhlaknya mulia, akhlakul karimah. Semoga hidupnya bahagia, panjang umur dan berkah,” aku berdoa dalam hati.
Sepanjang penglihatanku, maksudnya berdasarkan pengamatanku (kayak laporan praktikum ajah), kenek TR memang sopan-sopan. Mereka selalu berusaha membantu orang yang lemah, seperti para manula, orang cacat, dan sebagainya. Kayaknya udah di-training di awal ya, supaya bersikap sopan, ramah-tamah, tidak sombong dan rajin membantu. Syukur-syukur rajin menabung, hehe.
Pernah kulihat seorang bapak tua yang memanggul karung. Entah apa isinya, sepertinya dagangan. Dia hanya memakai sendal jepit. Baju beliau pun (maaf) agak lusuh. Lalu beliau bertanya sesuatu kepada kenek, dan sang kenek menjawabnya dengan penuh perhatian. Lalu bantu mengangkat karung dagangan Kakek tersebut. Terus terang hatiku agak menghangat melihat adegan itu. Kalau dalam kondisi normal, Kakek itu pasti akan dicuekin. Karena penampilannya yang lusuh dan mungkin pertanyaannya dianggap nggak penting. Tapi kali ini nuansanya beda. Kakek tersebut dilayani seperti pelayanan VIP. Keren nggak sih.
Yah, aku berharap semoga pelayanan TR akan tetap seperti ini. Ramah pada semua orang, tidak mengenal kasta. Semoga.